ERDIKHA MORNING IDEA 20 DECEMBER 2021
View PDF
20 Dec 2021

Wall Street Dihantui varian Omnicron, Masih mampu market menguat hingga akhir tahun?

Indeks pada perdagangan minggu lalu ditutup menguat pada level 6601. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh sektor Energy (1.826%), Basic Materials (0.443%), Infrastructures (0.157%), Transportation & Logistic (0.04%), kendati dibebani oleh sektor Industrials (-0.206%), Financials (-0.264%), Consumer Non-Cyclical (-0.327%), Technology (-0.473%), Properties & Real Estate (-0.674%), Healthcare (-1.31%), Consumer Cyclicals (-1.378%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6560 dan level resistance 6620. Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan lalu ditutup di zona merah menyusul kekhawatiran akan kenaikan kasus Covid-19 AS akibat varian Omicron yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi. Indeks Dow Jones Industrial Average drop 1,5% menjadi 35.365,44 sementara S&P 500 turun 1% menjadi 4.620,64. Nasdaq tertekan paling tipis di antara ketiga indeks utama di Wall Street, sebesar 0,1% menjadi 15.169,68. Sentimen hari ini yaitu menjelang libur Natal, pelaku pasar masih akan mencermati terhadap kenaikan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara-negara manju yang memicu kebijakan lockdown. Selain itu, fakta terkait varian Omnicron terbukti tidak memicu gejala yang parah, di sisi lain pemerintah negara maju bersikap reaktif dengan melakukan lockdown. Dalam konferensi pers pekan lalu, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan bahwa hanya 1,7% dari kasus teridentifikasi Covid-19 yang dirujuk di rumah sakit selama 2 pekan terakhir. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh varian Delta, di mana nyaris seperlima atau 19% dari penderitanya harus dirawat di rumah sakit karena tingkat keparahan gejala infeksi. Hal ini semestinya menjadi sentimen positif karena menunjukkan bahwa tingginya transmisi Omicron tak lantas berpeluang memicu lumpuhnya layanan kesehatan dan memicu problem pandemi yang lebih besar. Namun demikian, bagi pelaku pasar, isunya bukan hanya di situ saja melainkan pada respons negara-negara di dunia, terutama negara maju. Jika tingkat keparahan kecil tetapi kebijakan lockdown diberlakukan dalam skala luas, maka tak ada alasan untuk memburu aset riskan di pasar saham. Di Indonesia, varian tersebut sudah terkonfirmasi pada pekan lalu, dan memicu kekhawatiran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selanjutnya pada bulan Desember biasa di identik dengan fenomena reli yang disebut Santa Claus rally, hal tersebut umumnya terjadi pada sepekan terakhir Desember dan pekan pertama Januari. Untuk tahun ini, volume yang tipis menjadi risiko pemberat arah Wall Street di akhir tahun. Menurut Stock Trader's Almanac, secara historis reli terjadi dalam 5 hari perdagangan terakhir pada Desember dan dua hari pertama Januari. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka pasar saham biasanya masuk periode bearish, tertekan setidaknya 10% dari reli tertinggi yang pernah diraih.




PT. Erdikha Elit Sekuritas
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com